Kebanyakan orang yang menemukan laba-laba di kamar tidurnya dengan cepat akan menyingkirkannya. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa gigitan laba-laba dapat menyebabkan efek samping ereksi 4 jam lebih lama.
Ilmuwan menyebutkan bahwa gigitan laba-laba yang banyak berkeliaran di Brasil telah terbukti memiliki efek samping memberikan ereksi 4 jam lebih lama. Ini bisa menjadikan racun laba-laba sebagai Viagra jenis baru.
Makhluk berkaki delapan yang dikenal sebagai laba-laba bersenjata, laba-laba pisang (banana spider) atau Phoneutria nigriventer, adalah laba-laba yang berasal Amerika Tengah dan Selatan.
Para ilmuwan di Medical College of Georgia percaya bahwa spesies ini mungkin bisa menjadi terobosan baru untuk mengatasi disfungsi ereksi alias impotensi pada pria.
"Racun laba-laba Phoneutria nigriventer adalah campuran yang sangat kaya dengan beberapa molekul. Molekul-molekul ini disebut racun dan setiap racun memiliki aktivtas yang berbeda," jelas Dr Kenia Nunes, ahli ilmu faal di Medical College of Georgia, seperti dilansir Dailymail, Selasa (8/3/2011).
Menurut Dr Nunes, ketika manusia digigit laba-laba ini, ia akan mengalami berbagai gejala termasuk priapisme, yaitu suatu kondisi yang membuat penis terus ereksi.
Efek samping lain selain ereksi yang lama dan menyakitkan adalah kehilangan kontrol otot, sakit parah, kesulitan bernapas, dan jika korbannya tidak diobati dengan anti-racun maka bisa mengakibatkan kematian karena kekurangan oksigen.
"Tapi efek samping yang tidak biasa ini dapat digunakan untuk mengobati disfungsi seksual, baik pada pria dan wanita," jelas Dr Nunes.
Dalam studinya yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine, percobaan Dr Nunes berhasil membuat tikus yang mengalami tekanan darah tinggi menjadi ereksi.
Dr Nunes memberikan peptida yang disebut PnTx2-6 pada tikus yang mengalami disfungsi ereksi untuk mencapai ereksi bebas dari efek samping.
"Kami menemukan racun yang bertanggung jawab untuk ereksi dan eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan tikus hipertensi yang mengalami disfungsi ereksi parah. Racun tersebut mampu menormalkan disfungsi ereksi pada hewan," jelas Dr Nunes.
Meski racun laba-laba bekerja dengan cara yang berbeda dengan obat-obat seperti Viagra, tapi Dr Nunes mengatakan bahwa ini bagus karena beberapa pasien tidak merespons dengan terapi konvensional yang biasa diberikan.
"Ini bisa menjadi pengobatan opsional bagi mereka," tambah Dr Nunes.
Dr Nunes juga berharap bahwa racun ini bisa membantu disfungsi seksual pada wanita, tetapi ia belum mempelajari hal tersebut.
Laba-laba Phoneutria nigriventer ini memiliki rentang kaki lebih dari empat inci (10 cm) dan telah ditemukan di beberapa supermarket Amerika Serikat dan Kanada, tetapi biasanya ditemukan di perkebunan pisang tropis.
Menurut kurator arakhnida di University of Washington Burke Museum, Rod Crawford hanya 10 dari 7.000 orang meninggal akibat gigitan laba-laba ini.
Source: detik.com
0 comments:
Post a Comment