Bola ini dibuat dan didesain khusus oleh Adidas. Nama Jabulani diambil dari bahasa Bantu, salah satu dari 11 bahasa resmi di Afrika Selatan (Afsel), tuan rumah Piala Dunia 2010. Arti dari Jabulani kurang lebih "untuk merayakan".
Makna angka 11 menjadi salah satu inspirasi pembuatan bola tersebut. Kebetulan, di Afsel ada 11 suku dan 11 bahasa resmi. Selain itu, angka 11 merupakan jumlah pemain dalam setiap tim. Maka, desain bola ini tak jauh-jauh dari filosofi angka tersebut.
Maka, bola itu memiliki 11 warna. Warna-warna cerah penuh semangat dari Afsel sangat dominan dalam bola tersebut.
Ada gambar segitiga yang terispirasi dari figur luar Stadion Johannesburg's Soccer City. Masing-masing elemen desain tersebut menampilkan warna cerah Afsel.
""Bola itu dibuat dengan teknologi mutakhir dengan profil 'Grip 'n Groove' yang dikembangkan baru-baru ini. Teknologi ini membuat bola sangat imbang, mampu melesat dengan baik dan mudah digunakan untuk dribel. Bahkan, bola ini tak terpengaruh cuaca. Ditendang akan terasa sama saja baik dalam keadaan kering atau saat hujan," jelas Monica Ang, Brand Communication Manager Adidias Indonesia, di Jakarta, Jumat (4/12).
Menurut Monica Ang, Jabulani sudah diuji di laboratorium Adidas di Scheinfeld, Jerman. Selain itu, pengujian juga dilakukan di beberapa tempat oleh pemain-emain profesional di Universitas Loughborough Inggris, AC Milan, Bayern Muenchen, Orlando Pirates, dan Ajax Cape Town.
Jabulani merupakan bola ke-11 Adidas yang dipakai untuk Piala Dunia. Sepuluh bola sebelumnya adalah The Telstar (Piala Dunia 1970), The Telstar Durlast (Piala Dunia 1974, The Tango (Piala Dunia 1978), The Espana (Piala Dunia 1982), Azteca (Piala Duia 1986), Etusco Unico (Piala Dunia 1990), Questra (Piala Dunia 1994), Tricolore (Piala Dunia 1998), Fevernova (Piala Dunia 2002), dan Teamgeist (Piala Dunia 2006).
0 comments:
Post a Comment