Our Partnership

Obat Mengatasi Bisul Telinga (Otitis Eksterna)

Beberapa saat yang lalu, kakak saya mengalami gangguan pada telingganya (terasa gatal dan sakit). Setelah coba merujuk ke dokter ternyata di dalam telinga tersebut terdapat sebuah bisul (dikenal otitis eksterna). Setelah melihat perespan yang diberikan adalah Amoxilin Tablet dan Natrium diklofenak tablet.

Melihat hal ini terlintas di kepala saya tentang masalah peresepan antibiotik yang diberikan oleh dokter tersebut, kenapa harus diberikan antibiotik tablet? Sehingga saya mencoba mencari tahu mengenai hal ini di internet.

Ternyata penggunaan bentuk sediaan tablet antibiotik sebenarnya tidak efisien mengingat hal tempat kerja obat yang diinginkan di telingga, sebaiknya diberikan dalam bentuk sediaan tetes telinga antibiotik sehingga terjadinya kontak langsung dengan daerah yang terinfeksi bisul tersebut.

Ada dua pertimbangan dasar pemilihan antibiotika pada penanganan otitis media kronis yaitu:
1.Dapat terdistribusi dengan baik pada jaringan yang terinfeksi; dalam hal ini telinga tengah.
2.Spektrum yang luas meliputi organisme yang ditemui pada infeksi telinga(2).

Ada beberapa pilihan obat yang dapat digunakan yaitu :
1. CHLOROMPHENICOL 3% TETES TELINGA
Losin et. al (1983) melakukan penelitian pada 30 penderita OMSK jinak aktif mendapatkan bahwa sensitifitas kloramfenikol terhadap masing-masing kuman adalah sebagai berikut:
Bacteroides sp. (90%), Proteus sp. (73,33%), Bacillus sp.(62,23%), Staphylococcus sp. (60%), dan Pseudomonas sp.(14,23%). Amadasun (1991) melakukan penelitian pada penderita OMSK jinak aktif yang tidak sembuh mendapatkan bahwa kloramfenikol tidak efektif terhadap kuman Gram negatif terutama Pseudomonas sp. dan Proteus sp. Penelitian tersebut menunjukkan sensitifitas kedua kuman tersebut yang dominan
pada OMSK jinak aktif terhadap khloramfenikol sebesar 16% dibanding gentamisin sebesar 28%.

2. ERLAMYCETIN TETES TELINGA

3. OFLOKSASIN 0,3% TETES TELINGA
Merupakan derivat quinolon; sediaan yang terdapat dipasaran adalah berupa otic solution 0,3%. Pada penelitian secara in vitro ofloksasin mempunyai aktivitas yang kuat untuk bakteri Gram negatif dan Gram positif dan bekerja dengan cara
menghambat enzim DNA gyrase. DNA gyrase adalah suatu enzim yang berperan dalam mengontrol topologi DNA dan replikasi DNA sehingga sintesis DNA dari kuman akan ter-
hambat(8).
Ofloksasin efektif terhadap kuman aerob Gram positif seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumonia serta untuk kuman aerob Gram negatif seperti H. influenza, M.catarrhalis, P. mirabilis dan P. aeruginosa(8).
Konsentrasi ofloksasin ditemukan cukup tinggi di mukosa telinga tengah. Pada penderita OMSK dengan perforasi membrana timpani, konsentrasi tinggi ofloksasin telah ditemukan 30 menit setelah pemberian solusio ofloksasin 0,3%.
Antibiotika topikal golongan kuinolon yang lain adalah siprofloksasin 0,3%, penelitian Utji (1999) mendapatkan bahwa pemakaian tetes 0,3% siprofloksasin pada penderita OMSK lebih berhasil guna dan lebih murah dibanding pemakaian tetes
telinga kloramfenikol, dan tidak dijumpai efek ototoksik (5).
Keuntungan lain pemakaian tetes telinga dari golongan kuinolon adalah dapat diberikan secara tunggal tanpa antibiotik oral dan dosis pemberian 2 kali sehari memungkinkan pasien merasa nyaman tanpa mengganggu aktifitas kerja maupun sekolah.

4. POLIMIKSIN B atau POLIMIKSIN E
Obat ini bersifat bekterisid terhadap kuman Gram negatif, Pseudomonas, E. coli, Klebsiella dan Enterobakter tetapi tidak efektif (resisten) terhadap kuman Gram positif seperti Proteus dan B. fragilis dan toksik terhadap ginjal dan susunan saraf(6).

5. GENTAMISIN
Gentamisin adalah antibiotika derivat aminoglikosida dengan spektrum yang luas dan aktif untuk melawan organisme Gram positif dan Gram negatif termasuk Pseudomonas sp.,
Proteus sp. dan Staphylococcus sp(6). Pemberian jangka pendek gentamisin 0,3% secara tunggal tanpa kombinasi di samping biayanya murah juga sangat efektif untuk melawan organisme berspektrum luas terutama Pseudomonas aeruginosa.(6)
Penam-
bahan steroid akan menyebabkan peningkatan biaya dua kali lipat. Penelitian Browning, Gatehouse and Calder (1988) mendapatkan bahwa penambahan steroid pada tetes telinga
gentamisin 0,3% tidak meningkatkan efektivitasnya, hasilnya tidak lebih baik dari plasebo(6).
Salah satu bahaya dari pemberian gentamisin tetes telinga adalah kemungkinan terjadinya kerusakan telinga dalam. Telah diketahui bahwa pemberian gentamisin secara sistemik akan menyebabkan efek ototoksik(4). Podoshin, Fradis dan Ben David (1989) pada penelitiannya menganjurkan untuk tidak memberikan gentamisin dan aminoglikosida tetes telinga lainnya untuk penanganan OMSK jangka panjang.

1 comments:

  1. thx infonya.... sangat berguna banget. dan semoga cocok u/ anak gw yang kebetulan telinganya kena bisul kecilkecil... gw si berpikir ini karena bakteri, virus atau apalah yang ada dipasir... karena sebelum kena dia maen pasir yang mengenai telinganya.... dah hampir 2bulan, dah bolak balik 5x kedokter dan hasilnya gak ada perubahan yang berarti.....
    seperti yang diceritain, anak gw juga dikasih antibiotik..... dan sebagai orang awam gw juga rada aneh.... ko dikasih obat minum yah.... kalo obat minumnya anti alergi masih masuk akal, karena mungkin anak gw kupingnya bisul karena alergi......
    kenapa kadang dokter di Indonesia mudah sekali memberi antibiotik !!!!!

    ReplyDelete

Our Partnership

 
Ivan Things © 2012 | Designed by LogosDatabase.com, in collaboration with Credit Card Machines, Corporate Headquarters and Motivational Quotes